Tuesday, 28 August 2018

#Viral Tradisi Turun Temurun Yang Amat Kejam Terhadap Perempuan Pada Suku Pedalaman


Berita Terkini Tradisi yakni sesuatu yang dilakukan semenjak usang dan menjadi kebiasaan dari suatu kelompok. Jaman dulu terutama pada suatu suku pedalaman, sangat banyak kita temukan tradisi yang sanggup diakatakan kejam dan mengerikan di lakukan hingga ketika ini. Namun kebanyakan tradisi tersebut ditukan kepada para laki-laki suku suku tersebut. Ternyata di beberapa suku pedalaman ternyata para perempuan juga ada yang mengalami tradisi menakutkan ini.

Etnis Tiv Nigeria Sayat Perut

Gadis  dalam Etnis Tiv yang tinggal di Nigeria diharuskan melalui ritual yang  sangat menyakitkan ketika menuju kedewasaan. Pada ketika mendapat Haid,  gadis suku Tiv diwajibkan menjalani ritual penyayatan perut yang sangat  menyakitkan supaya sanggup disebut perempuan sejati.



Gadis  yang melalui ritual penyayatan perut akan merasa sangat kesakitan  sebab dalam prosesnya sama sekali tidak dilakukan pembiusan atau  penangan secara medis. Ritual ini harus dilalui untuk menandakan  kedewasaan dan dipercaya sanggup meningkatkan kesuburan sang gadis.

Suku Sabiny Uganda Khitan Wanita

Khitan bagi kaum perempuan sudah merupakan hal yang umum, namun Khitan perempuan dalam suku Sabiny di Uganda ini sangat mengerikan. Dalam Khitan perempuan ala suku Sabiny, kepingan klitoris perempuan akan dipotong sebagian atau malah seluruhnya, hal ini dimaksudkan supaya hasrat seksual perempuan berkurang jadi akan tetap setia pada pasangannya.




Saat proses Khitan, sang perempuan harus sanggup menahan sakit yang luar biasa. Suku Sabiny percaya bila sang perempuan berhasil melalui rasa sakit yang luar biasa tersebut maka ia akan sanggup menahan rasa sakit ketika melahirkan anak-anaknya dan sanggup melalui aneka macam cobaan hidup dengan tegar.

Setrika Dada Kamerun

Sebagian besar perempuan di dunia ini mendambakan Payudara yang besar dan indah, namun tidak dengan perempuan di negara kamerun, sebagian warga kamerun yang masih berpengaruh mempertahankan budaya tradisionalnya  meyakini bahwa payudara menonjol akan membawa keburukan bagi perempuan sebab akan menimbulkan birahi pria.




Hal tersebut menciptakan para gadis yang beranjak sampaumur harus mengalami kesakitan yang teramat sangat ketika dada mereka di setrika. Para gadis yang berusia remaja disetrika dadanya menggunakan batu, palu, spatula logam atau kayu yang sudah dipanaskan, sehabis itu sang gadis diharuskan menggunakan korset untuk menyamarkan bentuk dada. Tardisi menyakitkan ini dipercaya sanggup menghindarkan sang gadis dari pemerkosaan atau kehamilan diluar nikah yang memalukan.

Suku Nootka Kepulauan Vancouver Berendam Di Laut Saat Haid

Suku Nootka yang tinggal di wilayah kepulauan Vancouver mempunyai ritual menyakitkan bagi para gadis yang beranjak dewasa. Gadis yang mendapat "Menarche" (sebutan haid pertama bagi suku Nootka) diharuskan berendam di maritim dalam keadaan telanjang dan dalam keadaan haid selama beberapa hari.



Saat ujian menyakitkan ini berakhir biasanya sang gadis sudah tidak berpengaruh untuk berdiri dan pada ketika itu anggota suku yang lain akan bersorak bangga sebab sang gadis dianggap sudah berhasil melewati tantangan dan siap menjadi perempuan dewasa.

Suku Carib Suriname Dibakar Dan Digigit Semut Beracun

Wanita Suku Amazon masih beruntung sebab yang harus mencicipi sakitnya di gigit semut mematikan yakni kaum pria. Berbeda dengan Suku Carib, dimana para gadislah yang harus melewati siksaan yang luar biasa sakit ketika memasuki kedewasaan. 



Para gadis suku carib harus melalui ritual menyakitkan yaitu tangannya dipaksa memegang gumpakan kapas yang terbakar hingga tangan mereka melepuh kemudian diharuskan menahan rasa sakit sebab terbakar hingga waktu yang ditentukan. Rasa sakit yang diterima para gadis suku Carib belum usai disitu, sebab setelahnya si gadis juga diharuskan menggunakan kain epilog yang pada kepingan dalamnya dipenuhi oleh semut beracun.

Suku Navajo Indian Lari Saat Haid

Pada ketika seorang gadis di suku Navajo mendapat haid pertamanya, ia harus melewati ritual yang cukup menyiksa yaitu lomba lari dengan menggunakan pakaian tradisional dari kulit rusa yang sangat berat selama empat haru berturut-turut dalam keadaan haid.Sang gadis harus bangkit ketika matahari terbit dan berlari menuju arah datangnya matahari terbit.


Pada ketika malam sehabis lomba lari yang menyiksa tersebut, sang gadis harus duduk selonjor sepanjang malam dan keesokan harinya ia diharuskan menciptakan camilan elok dari tepung jagung yang sangat besar untuk diberikan keseluruh anggota suku.

Suku Ngoni Diasingkan Selama Tiga Bulan Dan Duduk Telanjang Di Dalam Air

Suku  Ngoni mempunyai tradisi kedewasaan bagi para gadis yang juga  menyakitkan, tradisinya hampir sama atau sanggup dibilang perpaduan dari  tradisi suku Nootka dan suku Algonquin. Para gadis yang memasuki usia  sampaumur akan diasingkan ditempat terpencil selama tiga bulan dengan tubuh  yang dibaluri dengan homogen tepung putih yang menerangkan pemisahan  fisik dan rohani dari masyarakat dimana ia tinggal.


Setelah  diasingkan selama tiga bulan, sang gadis masih harus menjalani satu  ritual yang juga tidak menyenangkan yaitu diharuskan duduk telanjang  didalam air sungai atau danau selama beberapa waktu. Sang gadis  diperbolehkan keluar dari air bila salah satu perempuan yang dituakan dalam  suku memperbolehkannya untuk keluar.

Baca Juga

MandiriTogel Menyediakan 13 Game Live Casino Online Dan 8 Pasaran Togel Online Berlesensi Resmi Tradisi yakni sesuatu yang dilakukan semenjak usang dan menjadi kebiasaan dari suatu kelompo #Viral Tradisi Turun Temurun Yang Amat Kejam Terhadap Wanita Pada Suku Pedalaman

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

Blog Archive

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © karenforkaren | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com